Wamen Arcandra Sebut Ada Celah Turunkan Harga Gas Bumi

Merdeka.com - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa efisiensi investasi proyek hulu minyak dan gas bumi (migas) menjadi celah pemerintah untuk menurunkan harga gas bumi.
Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengatakan, masih ada kemungkinan harga gas dari mulut sumur mengalami penurunan, namun sumur yang belum berproduksi. Sedangkan untuk yang sudah berproduksi sulit untuk diturunkan, sebab biaya investasinya sudah terbentuk.
‎"Untuk harga hulu ke depan ya Insya Allah kita masih bisa ada ruang untuk diturunkan, tapi untuk hulu yang sudah berproduksi itu susah," kata Arcandra, di Jakarta, Jumat (27/9).
Dia mengungkapkan, untuk harga gas hulu dari sumur yang belum berproduksi bisa mengalami penurun karena masih ada kesempatan untuk memangkas biaya belanja modal (Capital Expenditure/Capex).
"Jambaran Tiung Biru (contohnya).‎ Kita potong USD 500 juta capexnya, sehingga harga hulunya dari USD 9 jadi USD 7,6 per MMBTU. Di hulu USD 6,7, midstreamnya USD 6,9. Jadi hulunya USD 6,7," papar Arcandra.
Dengan penerapan mekanisme bagi hasil migas gross split juga akan mendorong produsen migas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)‎ berhemat. Sebab biaya investasi hulu migas tidak lagi dibayar negara. "Di hulu kita efisien gross split. Untuk tahun ini cost recovery karena sudah mulai masuk ke gsoss split tahun 2018 dan seterusnya," tuturnya.
‎Agar sektor hulu migas lebih efisien dalam investasi, Kementerian ESDM pun meminta KKKS lebih efisien dalam melakukan perencanaan pengembangan lapangan migas, sehingga harga gas yang keluar dari sumur juga lebih ekonomis.
"Dengan adanya penghematan-penghematan ini maka harga hulu baik gas dan minyak bisa kompetitif. Untuk itu kami berusaha agar hulunya ikut merencanakan produk yang lebih kompetitif jadi harga bisa ditekan, sekompetitif mungkin," tandasnya.
Sumber:Merdeka.com
Share:

Recent Posts