Merasa Pesimis Atas Kondisi Ekonomi Indonesia di 2021, Apindo Ungkap Alasannya

 

Ilustrasi DKI Jakarta. Apindo merasa pesimis terhadap kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2021./ /unsplash.com/Eko Herwantoro

PIKIRAN RAKYAT - Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019 silam, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus mengalami peningkatan, termasuk Indonesia.

Hingga saat ini sejumlah ilmuwan dunia masih berjibaku untuk menemukan vaksin virus tersebut.

Covid-19 telah memberikan dampak negatif terhadap sejumlah sektor kehidupan manusia seperti kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan Pulau Jawa-Bali akan menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM).

Penerapan PKM ini akan berlangsung hingga mulai dari hari ini 11 Januari hingga 25 Januari 2021 mendatang.

Penerapan PKM tersebut berpotensi akan kembali melemahkan perekonomian Indonesia sebagaimana yang pernah terjadi mulai awal pertengahan hingga akhir tahun 2020 lalu.

Melihat dari masih adanya Covid-19, Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwanton menilai pada akhir 2020 pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4 persen.

Namun, pihaknya juga merasa pesimis dan menilai di tahun ini tidak akan lebih baik.

"Namun karena ada varian baru dari virus ini yang jauh lebih cepat penyebarannya ditambah lagi ada PPKM Jawa-bali maka membuat prediksi kita tidak se-optimis sebelumnya," katanya Surisno seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Bursa Efek Indonesia.

Menurut Sutrisno, sebelumnya dirinya diprediksi ekonomi Indonesia akan membaik.

Namun dengan adanya penerapan PKM tersebut, dirinya mengurangi rasa optimismenya.

Namun ditegaskan Sutrisno, kalangan pengusaha harus tetap optimistis kalau tidak nanti akan mati.

Apindo juga berharap agar vaksin Covid-19 segera cepat dilaksanakan dan didistribusikan ke berbagai daerah.

"Vaksin yang kredibel yang memang diakui efektifitas dan risiko yang paling rendah. Kalau itu bisa dilakukan nanti tentu kondisinya akan berbeda lagi," tutur Sutrisno.***

Share:

Arsip Blog

Recent Posts